Arti Lambang Perisai Diri
Manusia menunduk dengan tangan menyusun sikap Bunga Sepasang, di atas bunga teratai yang berdaun lima berwarna kuning, di bawahnya didasari dengan sayap putih dengan tulisan PERISAI DIRI, di dalam suatu bangun segitiga berwarna merah bertepikan warna kuning.
1. Manusia menunduk bersikap Bunga Sepasang, mempunyai makna bahwa Kelatnas Indonesia Perisai Diri bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dengan penuh rasa tanggung jawab melaksanakan azas dan tujuan Kelatnas Indonesia Perisai Diri.
2. Bunga teratai berdaun lima berwarna kuning, mempunyai makna bahwa dalam melaksanakan tujuan Kelatnas Indonesia Perisai Diri berazaskan Pancasila.
3. Sayap warna putih bertuliskan PERISAI DIRI, mempunyai makna bahwa Kelatnas Indonesia Perisai Diri mempunyai sikah hidup yang dinamis, selalu mempunyai tekad dan semangat untuk mengembangkan bela diri Indonesia umumnya dan Silat Perisai Diri khususnya serta memelihara kelestariannya sebagai budaya bangsa.
4. Bangun segi tiga berwarna merah bertepikan warna kuning, mempunyai makna :
* Tujuan luhur / roh suci
* Hidup / sukma
* Kekuatan / bayu
5. Warna merah putih, mempunyai makna asal dan perantaraan ayah dan ibu.
PERISAI DIRI
Kamis, 01 Desember 2011
Janji Perisai Diri
Janji PERISAI DIRI
Kami Keluarga Silat Nasional Indonesia "PERISAI DIRI" berjanji
- Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Setia dan taat kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
- Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
- Patuh kepada perguruan dan melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab asas dan tujuannya
- Memupuk rasa kasih sayang dan kekeluargaan sesama anggota
Senjata Perisai Diri
Perisai Diri juga mengenal penggunaan senjata. Senjata wajib bagi pesilat PD adalah pisau, pedang, dan toya. Dengan dasar penguasaan ketiga senjata itu, pesilat PD dapat menggunakan senjata lainnya seperti pentung, teken, rantai, payung, clurit, trisula, samurai, tombak, golok, kipas, dan lain sebagainya.
1. Kipas
2. Toya
7. Pentungan
1. Kipas
3. Samurai
4.Clurit
5. Payung
6. Double Stick7. Pentungan
Rabu, 30 November 2011
Kerokhanian
Teknik Olah Pernapasan

Tahap pertama tujuannya untuk menghimpun tenaga. Seorang pesilat akan belajar teknik pernapasan untuk menambah tenaga dan membuat otot-ototnya menjadi keras. Hal ini untuk meningkatkan tenaga setiap pesilat. Namun pada saat pembelajaran tahap ini, biasanya ada kemunduran yang akan dialami dari sisi kecepatan. Kecepatan si pesilat akan menurun dari kecepatan sebelumnya.
Ketika seorang pesilat telah menyelesaikan latihan Pernapasan Tahap 1, maka ia harus langsung melanjutkannya ke latihan Pernapasan Tahap 2. Pada tahap 2 ini akan difokuskan untuk meledakkan tenaga. Tenaga yang telah mampu dihimpun sebagai hasil latihan di tahap 1, kini diarahkan untuk dilepaskan dalam bentuk-bentuk teknik, baik serangan, tolakan, papasan dan bahkan hindaran. Dengan melalui proses tahap 2, maka kecepatan seorang pesilat berangsur-angsur akan kembali seperti semula dan bahkan dapat membuat kecepatan semakin meningkat.
Tahap terakhir dari latihan teknik pernapasan ini adalah Pernapasan Tahap 3. Pada tahap 3 akan ditekankan pada implementasi napas ke dalam seluruh gerakan silat. Setelah implementasi tahap 3, seorang pesilat akan mampu bernapas dengan lembut, bergerak dengan cepat dan seketika menghasilkan tenaga saat diperlukan. Seluruh pola pernapasan, cara implementasi dan penghayatannya akan dilatihkan pada tahap ini. Oleh karena itu, pelajaran ini hanya akan diberikan kepada Pelatih yang dituntun langsung oleh seorang Pendekar
Teknik Putri

Putri seringkali melakukan dua macam tindakan dalam satu gerakan. Baik itu menyerang sambil menghindar ataupun menyerang sambil menolak. Teknik inipun sering memanfaatkan tenaga lawan untuk menyerang, sehingga tenaga yang ia keluarkan semakin sedikit. Gizoboge (perputaran badan) selalu diaplikasikan dalam tekniknya ditambah dengan Pernapasan Tahap 3 yang selalu mengiringi geraknya. Serangannya bersifat gelap, yang artinya sulit untuk dilihat lawan.
Putri biasanya hanya bereaksi terhadap serangan lawan. Ia tidak berinisiatif melakukan serangan terlebih dahulu
Teknik Pendeta

Walaupun kemampuan seorang pesilat yang mempelajari Pendeta tetap memiliki kemampuan seluruh teknik di bawahnya, namun teknik ini sendiri tidak akan merusak bila tidak diperlukan.
Pola gerak yang dilakukan teknik ini pun jauh lebih sederhana. Serangannya hanya berpola lurus, dengan jarak yang dekat. Serangan yang dilakukan sepenuhnya menggunakan putaran badan, atau dikenal dengan istilah Gizoboge.
Perlengkapan yang digunakan saat menyerang adalah kepalan tangan, sisi samping badan, kepala dan tumit. Bentuk tangan dari teknik ini selalu mengepal. Sasaran serangan umumnya adalah ulu hati, kepala, rusuk dan beberapa bagian persendian
Teknik Satria
Bersamaan dengan penerimaan pelajaran teknik ini, seorang pesilat juga menerima pelajaran Pernapasan Tahap 2 yang difokuskan untuk meledakkan tenaga.
Karena kemampuan dari dua tahap Pernapasan tersebut, sifat teknik Satria menjadi penuh dengan rasa percaya diri. Ketika serangan datang, Satria akan menolak, memapas dan merusak perlengkapan serangan lawan dengan memukul titik persendian. Saat bergerak, teknik ini tidak melakukan gerakan-gerakan yang rumit seperti pada teknik Harimau dan Naga.
Teknik Naga
Ditambah lagi, pesilat yang menerima teknik ini adalah mereka yang telah menduduki tingkatan Asisten Pelatih. Di tingkat ini, mereka mendapatkan pelajaran Pernapasan Tahap 1 yang berfokus untuk meningkatkan tenaga. Oleh karena itu, teknik Naga pun akan semakin kuat lagi, karena para Asisten Pelatih mengkombinasikan teknik dan pernapasan ke dalam aplikasinya.
Saat menyerang, teknik Naga akan merusak persendian leher, paha dan tangan. Daerah lemah seperti dagu dan kemaluan juga bisa menjadi sasaran serangan apabila daerah tersebut terbuka
Teknik Harimau

Teknik ini diadaptasi dari karakter hewan aslinya yang disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Kemampuan Harimau lebih baik dibanding Garuda, karena teknik ini sudah menggunakan perputaran badan untuk meningkatkan kecepatan dan tenaga.
Posisi Harimau bisa berbeda-beda, baik itu merendah, sedang ataupun tinggi. Pada saat posisi merendah, teknik ini akan melebarkan kuda-kuda agar lebih merendah ke tanah dan akan menyerang ke daerah bawah dari lawan, dilanjutkan dengan menggulung untuk menjauhkan diri dari lawan. Pada saat posisi tinggi, teknik ini akan mengincar daerah atas seperti dada dan kepala. Teknik inipun kadang menggunakan lompatannya untuk menyerang kepala.
Saat menyerang, Harimau menggunakan perlengkapan seperti cakar, telapak tangan, lutut, tumit dan telapak kaki. Saat menolak, teknik ini akan menggunakan perlengkapannya seperti kaki, tangan dan juga cakarnya. Target sasaran yang menjadi sasaran serangan antara lain mata, muka, telinga, leher, dada, pergelangan badan, kemaluan, lutut dan kulit.
Langganan:
Postingan (Atom)